Ekonomi & Bisnis Dari Hiruk-Pikuk Perkotaan Menuju Kehidupan Sehat, Paradigma Tinggal di Hunian Vertikal Kini...

Dari Hiruk-Pikuk Perkotaan Menuju Kehidupan Sehat, Paradigma Tinggal di Hunian Vertikal Kini Bergeser

100
0
Dari Hiruk-Pikuk Perkotaan Menuju Kehidupan Sehat, Paradigma Tinggal di Hunian Vertikal Kini Bergeser
Kawasan terbuka hijan di sekitar Eleve Condominium Alam Sutera(MI/Gana Buana)

TINGGAL di apartemen sering dikaitkan dengan kehidupan serba terbatas dan hiruk-pikuk perkotaan yang tiada henti.  Namun, pandangan ini perlahan berubah, terutama bagi mereka yang ingin menjalani gaya hidup sehat tanpa harus meninggalkan kesibukan kota.

Fiona Conrad, seorang profesional muda, menemukan keseimbangan dan kesehatan yang ia cari ketika memutuskan pindah ke sebuah apartemen di pinggiran kota yang hijau.

 “Saat ini saya berencana pindah, dan memang mencari apartemen dengan ruang terbuka hijau lebih banyak dan area olahraga yang memadai. Awalnya hanya ingin suasana baru, tapi ternyata dampaknya positif sekali untuk kesehatan fisik dan mental saya,” ujar Fiona saat ditemui di Elevee Condominium Marketing Gallery, Alam Sutera, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Pemerintah Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Pembangunan Berkelanjutan

Menurut Fiona, akses ruang hijau dan fasilitas olahraga di apartemen barunya memudahkan aktivitas fisik seperti jogging, berenang, atau yoga di taman. Sebelumnya, ia kesulitan meluangkan waktu untuk berolahraga karena kesibukan pekerjaan. 

Namun, kini, dengan tinggal di lingkungan yang asri, Fiona hanya perlu keluar dari unitnya untuk bisa menikmati olahraga di udara segar.

“Rasanya beda banget. Dulu kalau mau olahraga harus ke gym atau taman kota yang cukup jauh. Sekarang, tinggal keluar unit, saya sudah bisa berolahraga di area yang hijau dan sejuk,” tambah Fiona.

Baca juga : 3 Kriteria Hunian Vertikal jadi Incaran

Tak hanya tubuh yang merasakan manfaatnya, suasana hijau di sekitar apartemen juga memberikan efek positif bagi kesehatan mental. Bagi Fiona, melihat pepohonan dan taman dari balkon unitnya menciptakan rasa tenang setelah seharian bekerja. 

“Banyak penelitian yang bilang kalau tinggal di lingkungan hijau bisa menurunkan tingkat stres, dan saya benar-benar merasakannya. Setiap kali melihat keluar jendela dan melihat hijaunya taman, rasanya beban pikiran sedikit berkurang,” katanya sambil tersenyum.

Senada dengan Fiona, Wira Wiryawan, seorang penggemar olahraga dan gaya hidup sehat, juga merencanakan pindah ke apartemen Elevee Condominium. Baginya, tinggal di apartemen dengan fasilitas olahraga yang lengkap serta lingkungan hijau menjadi motivasi untuk hidup sehat. 

Baca juga : Tawarkan Hunian Low-Rise Apartemen, The Millennial City Mulai Dibangun

“Lingkungan yang hijau dan bebas polusi membuat saya lebih termotivasi untuk hidup sehat,” ujar Wira.

Adanya ruang terbuka hijau mendorong Wira untuk berjalan kaki ke tempat-tempat di sekitar apartemen, seperti minimarket atau kafe terdekat, tanpa harus menggunakan kendaraan bermotor. 

Konsep hunian vertikal yang ramah lingkungan menjadi daya tarik tersendiri bagi Wira, karena kualitas udara yang lebih baik dibandingkan kawasan perkotaan yang padat dan penuh polusi.

Baca juga : Masuki Topping Off, Apartemen Mewah Savyavasa Rampung Akhir 2024

Tinggal di apartemen di kawasan hijau juga dianggap lebih ramah lingkungan. Banyak apartemen modern menerapkan prinsip eco-friendly, seperti penggunaan material bangunan ramah lingkungan, pengelolaan air yang efisien, hingga dukungan penggunaan energi terbarukan.

Bahkan, tinggal di kawasan hijau terbukti memiliki dampak positif bagi kesehatan dan berpotensi memperpanjang usia. Penelitian dari Oxford Academy menunjukkan berbagai manfaat lingkungan hijau, termasuk peningkatan kesehatan mental, pengurangan stres, perbaikan kualitas udara, serta peningkatan aktivitas fisik—semuanya berkontribusi pada kehidupan yang lebih sehat dan panjang.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kualitas udara dan lingkungan sehat, kota besar seperti Jabodetabek terus menjadi sorotan. Menurut pengamat tata kota Nirwono Yoga, kualitas udara di wilayah Jabodetabek masih dalam status ‘tidak sehat’.

Ia menekankan pentingnya pembangunan kota dengan konsep eco green living untuk mencapai udara bersih. Meski diakuinya bahwa perubahan ini membutuhkan waktu dan kolaborasi semua pihak. 

“Secara umum, untuk membangun kota kawasan dengan udara bersih, maka harus terus membangun kawasan eco green living, dan ini perlu waktu dalam membangun konsep ini,” jelas Nirwono.

Keluarga muda tinggal di Alam Sutera

Kolaborasi Pemerintah-Swasta

Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI) Iwan Prijanto menambahkan, sektor swasta adalah penggerak utama pembangunan di Indonesia, berbeda dengan negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Hong Kong, yang mengandalkan perencanaan jangka panjang pemerintah. 

GBCI mencatat bahwa proses konstruksi bangunan mengkonsumsi 35% energi dan 12% air, menghasilkan 25% sampah, serta menyumbang 39% emisi gas rumah kaca. Setelah konstruksi, operasional bangunan juga berkontribusi besar terhadap produksi emisi CO2.

“Developer harus berperan aktif memerangi perubahan iklim. Jika tidak mematuhi ketentuan net zero carbon, dalam 10 tahun mendatang mereka akan kesulitan menjual unit properti. Maka, peran swasta dibutuhkan untuk mendukung program pemerintah,” kata dia. 

Seperti yang diketahui, pemerintah melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto juga meminta agar pengembang terus berkontribusi dalam mendukung program pemerintah. 

Tujuannya adalah agar secara bersama melanjutkan kolaborasi dalam mengabdi dan memperjuangkan penyediaan rumah bagi masyarakat, berkolaborasi dengan stakeholder lain seperti perbankan, hingga pemerhati properti, dan juga tetap memperhatikan aspek lingkungan.

“Selain dalam hal penyediaan hunian berupa rumah bagi masyarakat, swasta juga berperan untuk memperbaiki tata lingkungan hijau,” jelas dia.

Menanggapi hal ini, Chief Marketing Officer Elevee Condominium Alvin Andronicus menegaskan, selama lebih dari 30 tahun pengembangan Alam Sutera, semua konsep pembangunan yang ada mengusung konsep hijau. Apalagi, setelah pandemi covid-19, masyarakat mulai menyadari pentingnya tinggal di kawasan hijau. 

“Motivasi konsumen membeli hunian di Elevee karena merasa nyaman akan lingkungan Alam Sutera yang mengusung konsep eco green living,” kata Alvin.

Belum lagi, kata Alvin, Elevee juga mendapat keuntungan dari adanya Forest Park Rimba seluas 4 hektar. Pembangunan pedestrian di kawasan seluas 19 hektar ini sudah ada dan berfungsi dengan panjang 1,75 kilometer yang mengelilingi kawasan. 

“Lingkungan kami ditopang oleh akses tol dan menerapkan prinsip pedestrian oriented development (POD). Ini sarana yang mumpuni bagi penghuni untuk berjalan kaki. Dan budaya jalan kaki serta bersepeda ini telah menjadi kesadaran dan kegandrungan masyarakat,” ujarnya.

Terkait pemasaran tower selanjutnya, atau tower ketiga di Elevee Condominium akan memakai material double glass agar lebih ramah lingkungan.

Selain itu, ceiling-nya lebih tinggi dari tower pertama dan kedua. Kelebihan lainnya adalah, Elevee Condominium merupakan apartemen yang pet-friendly di wilayah barat Jakarta. 

“Hingga saat ini, marketing sales dua tower Elevee Condominium telah mencapai 80%, sedangkan serah terima tahap pertama kami jadwalkan awal 2025,” tandas Alvin. (Gan/P-5)

Tinggalkan Balasan