IndonesiaDiscover –
KETUA Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Antonius Subianto Bunjamin mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah untuk membawa misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/8), Antonius mengatakan Indonesia sebenarnya siap menyambut Paus Fransiskus pada 2020.
“Tetapi, karena covid-19, pada waktu itu juga September direncanakan, lalu batal,” kata Antonius.
Baca juga : Paus Fransiskus dan Organisasi Lintas Agama Deklarasi Jakarta-Vatikan
Dia berharap kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bisa menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan Vatikan memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak mengenai Islam di Indonesia.
Dia mengatakan para pemimpin Islam di Indonesia banyak diundang dan menjadi pembicara dalam acara-acara yang digelar oleh Vatikan.
Baca juga : Sambut Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia, KWI Rilis Doa
“Karena Islam di Indonesia itu berbeda. Jadi itu menarik untuk saudara-saudara kita di Eropa, khususnya untuk Vatikan,” kata Suharyo.
Dia juga mengatakan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta, yang berdiri berdampingan, adalah simbol kehidupan harmonis di Indonesia.
Suharyo menilai kunjungan Paus Fransiskus juga untuk menghargai dan mendorong agar persaudaraan untuk terus dirawat dan dikembangkan.
Baca juga : Paus Fransiskus Tunjuk Romo Maximus Regus Jadi Uskup Labuan Bajo
Dia mengatakan ada sekitar 60 uskup yang akan menyambut Paus Fransiskus, termasuk seorang uskup dari Australia dan 10 uskup dari negara-negara Asia.
Ketua Panitia Pelaksana Kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus, Ignasius Jonan, mengimbau masyarakat yang tidak memiliki tiket atau undangan untuk menyaksikan siaran langsung misa yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) dari gereja masing-masing atau televisi di rumah.
“Kalau datang, tapi nggak punya tiket, pasti nggak bisa masuk; Itu non-exception (tanpa terkecuali), siapa pun,” tegas Jonan. (Ant/Z-1)