Nasional Hujan Jadi Kendala Pencarian Korban Banjir Bandang Ternate

Hujan Jadi Kendala Pencarian Korban Banjir Bandang Ternate

97
0

IndonesiaDiscover –

Hujan Jadi Kendala Pencarian Korban Banjir Bandang Ternate
Rapat koordinasi tim gabungan pencarian korban.(Dok. BNPB)

 

 

 

Baca juga : Banjir Bandang di Ternate, Dua Dari Tiga Warga hilang Berhasil Dievakuasi

TIM gabungan masih  berupaya melakukan pencarian korban hilang akibat banjir bandang Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara,  Rabu (28/7). Dilaporkan satu warga belum berhasil ditemukan sejak bencana tersebut terjadi Minggu (25/8. 

 

Tim gabungan yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas memulai pencarian di lokasi terdampak. Operasi pencarian diawali dengan menurunkan dua ekor satwa K-9 miliki kepolisian. Namun, upaya identifikasi lokasi korban hilang oleh satwa tersebut belum membuahkan hasil. 

Baca juga : Timsar Hentikan Sementara Pencarian Korban Banjir Bandang di Ternate

 

“Operasi pencarian hari ini dihentikan sementara untuk kepentingan keamanan dan keselamatan petugas gabungan. Hujan yang turun di bagian hulu mengakibatkan adanya aliran air yang dapat membahayakan petugas di lapangan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, Kamis (29/8).

 

Baca juga : DPR Usul Relokasi Korban Banjir Bandang Ternate 

Para personel gabungan yang didukung dengan alat berat akan melanjutkannya hari ini. 

 

Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Banjir Bandang Kelurahan Rua mencatat korban meninggal 18 warga per Rabu (28/8). Mereka yang luka-luka telah mendapatkan perawatan medis dari tim kesehatan setempat. Sedangkan pengungsian, sebanyak 150 jiwa berada di SMK 4 Kastela untuk sementara waktu.  

Baca juga : Polda Malut Terjunkan 102 Personel dan Anjing Pelacak untuk Cari Korban Longsor di Ternate

 

BNPB memberikan pendampingan operasionalisasi Posko yang berlokasi di Kantor Wali Kota Ternate. Melalui pengaktifan organisasi tanggap darurat ini, penanganan akan berjalan secara optimal. 

 

Pendampingan di fase tanggap darurat yang dilakukan di antaranya terkait administrasi pemanfaatan dana siap pakai (DSP), manajemen gudang logistik, penyajian data dan informasi  dan pemetaan spasial. (H-3)

Tinggalkan Balasan