IndonesiaDiscover –
Presiden Joko Widodo menetapkan defisit anggaran dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB). Secaraa rinci, angkanya adalah Rp616,2 triliun. Itu merupakan selisih dari proyeksi belanja negara Rp3.613,1 triliun dan pendapatan yang hanya Rp2.996,9 triliun.
Jumlah itu lebih besar dibandingkan target APBN 2024 yang hanya menetapkan defisit sebesar 2,29% dari PDB atau senilai Rp522,8 triliun.
“Target defisit anggaran tahun 2025 yang sebesar 2,53% terhadap PDB akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati,” ujar Jokowi Dalam Nota Keuangan Pengantar Rancangan Undang-Undang RAPBN 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
Baca juga : RAPBN 2025: Pendapatan Negara Ditetapkan Rp2.996,9 triliun
Pemerintah, ungkapnya, akan terus meningkatkan efektivitas pembiayaan investasi, mendorong kebijakan pembiayaan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), termasuk penguatan Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan Special Mission Vehicle (SMV), serta peningkatan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pemerintah juga akan terus mengupayakan peningkatan produk-produk yang bernilai tambah tinggi yang berorientasi ekspor, yang didukung oleh insentif fiskal yang kompetitif dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal.
“Bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan,” pungkasnya. (Z-11)