
KEMENTERIAN
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Taman Parapuar Akan Jadi Daya Tarik Baru Wisata
Alternatif di Labuan Bajo NTT
Sebagai upaya menggerakkan ekonomi dan
memperluas lapangan kerja
Jakarta, 29 Juli 2024 – Badan
Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan menggelar groundbreaking
atau peletakan batu pertama pembangunan Taman Parapuar sebagai daya tarik baru
dan salah satu destinasi wisata alternatif di kawasan Labuan Bajo, Manggarai
Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya, dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh
dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona,
Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024) mengatakan rencananya groundbreaking ini akan
dilaksanakan pada 8 Agustus 2024. “Kami berharap dengan hadirnya (Taman)
Parapuar sebagai salah satu kawasan dan destinasi baru, akan membuat wisatawan
punya lebih banyak lagi pilihan saat berwisata ke Labuan Bajo juga Flores NTT
pada umumnya,” kata Frans.
Frans menuturkan, Taman Parapuar lokasinya
sangat strategis di pusat kota Labuan Bajo. Wisatawan hanya membutuhkan waktu
lima menit dari Bandara Internasional Komodo dan tujuh menit dari kawasan
Marina Waterfront.
“Jadi saya kira ini satu lokasi yang
strategis yang bisa diakses dengan mudah dan berada di ketinggian kurang lebih
238 meter di atas permukaan laut. Jadi pemandangannya sangat challenging, kita
bisa menikmati sunset dan sunrise,” katanya.
Foto Ilustrasi
Dok. Kemenparekraf
Tidak hanya itu, taman ini juga mengusung
konsep wisata alam di dalam hutan. Sehingga, Taman Parapuar bisa menjadi
destinasi wisata alternatif di Labuan Bajo menjelang uji coba penerapan
penutupan berkala dan sistem buka tutup di Taman Nasional Komodo pada 2025.
“Upaya konservasi dari Taman Nasional
ini benar-benar kami perhatikan dan tentu saja ini sebagai salah satu
sumbangsih agar kita bisa melestarikan alam dan keindahan itu kita coba menjaga
ekosistemnya. Kita ingin mendorong Parapuar ini menjadi salah satu destinasi
alternatif yang dapat itu dikunjungi dengan mengutamakan kearifan lokal,”
ujar Frans.
Pada kesempatan yang sama, Adyatama
Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf/Baparekraf), Nia Niscaya, menambahkan pembangunan Taman Parapuar
ini diharapkan bisa menjadikan Labuan Bajo sebagai salah satu pilihan destinasi
wisata di Indonesia selain Bali. Mengingat Labuan Bajo kini telah menjadi salah
satu destinasi pilihan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara ke Indonesia.
Foto Ilustrasi
Dok. Kemenparekraf
“Berdasarkan data dari Global
Dystribution System (GDS), pada tahun 2024 terdapat 4.137.720 pencarian terkait
Labuan Bajo dan memang Labuan Bajo ini menjadi destinasi pelengkap di Indonesia
selain Bali,” kata Nia.
Ia mengatakan, dalam kurun waktu
Januari-Juli 2024, volume pencarian Labuan Bajo ini telah mendekati angka tahun
sebelumnya. Pada tahun 2023, volume pencarian Labuan Bajo sepanjang Januari
-Desember sebesar 4.899.240 pencarian.
Pada tahun ini, tercatat 5 besar negara yang
banyak melakukan pencarian terkait Labuan Bajo adalah Singapura (285K), China
(233K), Malaysia (231K), Hong Kong (103K), dan Australia (66,2K).
“Ini menunjukkan bahwa Labuan Bajo sudah
semakin dicari dan diminati, kami berharap dengan hadirnya daya tarik atau
atraksi baru ditambah meningkatnya penerbangan langsung ke wilayah ini, maka
akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang pada akhirnya
menaikkan kesejahteraan masyarakat dari kegiatan pariwisata,” kata Nia Niscaya.
I
Gusti Ayu Dewi Hendriyani
Kepala
Biro Komunikasi
Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Untuk
informasi terkini terkait Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kunjungi
https://kemenparekraf.go.id/berita