IndonesiaDiscover –
![Kasus Stunting di Kabupaten Sukabumi mencapai 27% Berdasarkan Data SKI](https://indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2024/06/64b842a8181920102b015906af15e155.jpg)
ANGKA prevalensi kasus stunting atau tengkes di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih mencapai 27% berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Namun pemerintah kabupaten berkeyakinan saat ini di lapangan angka kasus stunting di bawah SKI.
Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri, mengaku optimistis angka prevalensi stunting bergerak dinamis. Artinya, data SKI bisa saja berubah karena di lapangan berbagai upaya terus dilakukan pemerintah kabupaten dan para pemangku kebijakan lainnya.
“Kalau melihat kondisi saat ini, kami memiliki keyakinan angka prevalensi kasus stunting di Kabupaten Sukabumi di bawah SKI,” ungkapnya seusai monitoring gerakan intervensi pencegahan stunting serentak di Posyandu Melati di Kecamatan Cikakak.
Baca juga : Kota Sukabumi Intervensi Stunting melalui Aplikasi Terintegrasi
Keyakinannya terhadap penurunan angka prevalensi kasus stunting salah
satunya seperti di Kecamatan Cikakak. Berbagai upaya intervensi yang
dilakukan berhasil menurunkan angka kasus stunting menjadi 7%.
“Dari hasil pengukuran, di Kecamatan Cikakak angkanya sudah 7%. Ini tentu jadi bukti nyata keberhasilan intervensi yang dilakukan selama ini,” ucap Iyos yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Sasaran gerakan intervensi pencegahan stunting di Posyandu Melati di
Kecamatan Cikakak yaitu ibu hamil, bayi dan balita, serta calon pengantin. Mereka yang menjadi sasaran menjalani proses pengukuran.
Baca juga : Angka Prevalensi Stunting di Kota Sukabumi Sebesar 26,9%
Jumlah bayi dan balita yang diukur sebanyak 76 orang, ibu hamil 13 orang, dan calon pengantin sebanyak 21 orang.
Iyos berharap angka prevalensi stunting di Kecamatan Cikakak bisa
dipertahankan, bahkan bisa lebih turun. Di semua kecamatan bisa menghasilkan data valid dan akurat.
Pemkab Sukabumi optimistis dengan berbagai upaya intervensi yang masif
dilakukan bisa menurunkan angka stunting hingga 14% sesuai target
pemerintah pusat. Namun perlu sinergi dan kolaborasi dari semua elemen
menuntaskan kasus stunting.
“Masyarakat yang jadi sasaran pencegahan stunting harus inisiatif datang ke posyandu secara rutin,” pungkasnya.