Internasional Enam negara NATO mengumumkan rencana pertahanan perbatasan

Enam negara NATO mengumumkan rencana pertahanan perbatasan

5
0

Pilot divisi drone kamikaze FPV “Sharp Kartuza” mempersiapkan drone untuk penerbangan tempur pada 16 Mei 2024 di wilayah Kharkiv, 8 km dari perbatasan dengan Rusia.

Kehidupan | Berita Getty Images | Gambar Getty

Enam negara NATO yang berbatasan dengan Rusia bergabung untuk membangun “dinding drone” untuk melindungi perbatasan mereka, menteri dalam negeri Lituania mengumumkan pada hari Jumat.

“Ini adalah hal yang benar-benar baru, tembok drone yang membentang dari Norwegia hingga Polandia, dan tujuannya adalah menggunakan drone dan teknologi lainnya untuk melindungi perbatasan kita,” kata Menteri Dalam Negeri Lituania Agne Bilotaite dalam wawancara dengan kantor berita lokal. BNS.

“Tidak hanya dengan infrastruktur fisik, sistem pengawasan, tetapi juga dengan drone dan teknologi lainnya, yang akan memungkinkan kita melindungi diri dari provokasi negara-negara yang tidak bersahabat dan mencegah penyelundupan,” ujarnya.

Negara-negara peserta lainnya adalah negara tetangga Lituania di Baltik, Latvia dan Estonia, serta Polandia, Finlandia, dan Norwegia.

Rincian seperti pendanaan, jadwal dan aspek teknis dari proyek tersebut tidak diberikan, namun Bilotaite mengatakan dana Uni Eropa dapat berperan dan setiap negara harus mengerjakan “pekerjaan rumahnya”.

Dalam wawancara dengan saluran televisi Finlandia Yle yang dikutip Financial Times, Menteri Dalam Negeri Finlandia Mari Rantanen mengatakan bahwa rencana tembok drone “akan membaik seiring berjalannya waktu.”

Finlandia, yang bergabung dengan NATO pada tahun 2023, berbagi perbatasan sepanjang 832 mil dengan Rusia.

Menteri dalam negeri dari enam negara yang berpartisipasi dalam proyek dinding drone bertemu di ibu kota Latvia, Riga pada tanggal 23 dan 24 Mei. Mereka membahas ancaman keamanan serta isu taktik non-militer seperti “migrasi terinstrumentalisasi”, mengutip kasus-kasus masa lalu di mana Rusia atau Belarus mengirim sejumlah besar pencari suaka tidak berdokumen dari Afrika dan Timur Tengah melintasi perbatasan mereka.

“Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa Finlandia memiliki cara yang efektif untuk mengatasi situasi di mana migrasi terinstrumentasi digunakan untuk memberikan tekanan pada Finlandia,” kata Rantanen dalam sebuah pernyataan di acara tersebut.

“Fenomena migrasi yang terinstrumentalisasi di perbatasan luar UE merupakan tantangan bersama bagi negara kita. Finlandia juga berupaya mencari solusi di tingkat UE untuk memerangi fenomena ini.”

Tinggalkan Balasan