Nasional Ini 5 Risiko Kesehatan yang Sering Dialami Jamaah saat Ibadah Haji

Ini 5 Risiko Kesehatan yang Sering Dialami Jamaah saat Ibadah Haji

18
0

IndonesiaDiscover –

Ini 5 Risiko Kesehatan yang Sering Dialami Jamaah saat Ibadah Haji
Jamaah calon haji mengikuti bimbingan manasik haji di Yon Armed 13, Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (30/4/2024).(ANTARA/Henry Purba)

PRAKTISI Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama menyebut ada 5 risiko kesehatan yang sering terjadi pada jamaah saat mengikuti kegiatan ibadah haji di Arab Saudi.

“Ibadah haji merupakan salah satu jenis ibadah yang 90% kegiatannya (menggunakan) fisik. Tidak terasa, sebentar lagi kloter pertama akan diberangkatkan pada 12 Mei menuju Madinah. Jamaah akan masuk Asrama Haji Pondok Gede untuk memastikan kesehatan tahap akhir pada 11 Mei,” kata Ngabila, Rabu (1/5).

Ngabila menuturkan, selama mengikuti ibadah haji, kesehatan dan kebugaran jamaah menjadi hal utama yang patut dijaga serta dipertahankan. 

Baca juga : Haji 2024, Istithaah dari Aspek Kesehatan Harus Jadi Perhatian Serius

Berada di negara yang memiliki kondisi cuaca dan iklim yang berbeda dapat meningkatkan risiko kesehatan jadi terganggu.

Menurut dia, ada 5 risiko kesehatan yang sering ditemukan pada jamaah haji. Yang pertama adalah kelelahan akibat tidak terbiasa bergerak dalam waktu yang cukup lama dan terkena heat stroke (serangan panas) yakni kondisi ketika tubuh tidak lagi bisa mengontrol suhu karena cuaca yang terlalu panas sehingga sulit untuk melakukan mekanisme pendinginan.

Penderitanya dapat mengalami tubuh gemetar, tubuh tidak mengeluarkan keringat, kebingungan hingga pingsan atau koma.

Baca juga : Aktivitas Fisik Berat Picu Kekambuhan Penyakit Jantung Jamaah Haji

Risiko lainnya adalah terkena pneumonia atau radang paru-paru, serangan jantung, serta kehilangan memori (demensia).

Maka dari itu, Ngabila menjelaskan pemerintah berupaya melakukan tes kesehatan sebelum jamaah berangkat agar kondisi fisik yang bersangkutan dipastikan sehat, layak terbang dan tidak terkena penyakit menular seperti tuberkulosis, pneumonia atau gagal jantung.

Tahun ini, katanya, pemerintah juga menyediakan pendamping lansia untuk memonitor kesehatan jamaah lansia dengan lebih ketat.

Baca juga : Dukung Kesehatan Jemaah, Digital Hospital Luncurkan Produk Hajj Umra Healthcare

Di samping layanan yang diberikan oleh pemerintah, Ngabila menganjurkan jamaah untuk menghindari risiko tersebut dengan mengikuti tiap anjuran teknis yang diarahkan oleh ketua regu hingga petugas kloter setiap waktu agar kesehatan tetap terjaga.

“Pastikan untuk saling peduli sesama jamaah untuk melaporkan kondisi kesehatan. Prinsip utama lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan terpisah dari rombongan, dan tidak malu bertanya,” kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari itu.

Jamaah juga dianjurkan melakukan senam peregangan dua jam sekali secara rutin, meminum segelas air per jam, dan selalu memakai alat pelindung diri seperti topi, payung, kacamata hitam, masker, pakaian berwarna cerah, semprotan air, alas kaki, membawa paspor serta menggunakan gelang identitas dimanapun berada.

Sebelumnya, Kementerian Agama mengumumkan bahwa Indonesia, tahun ini, mendapat 221.000 kuota haji. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan sebesar 20.000 kuota. Sehingga, total kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 241.000 orang.

Jumlah tersebut terdiri atas 213.320 kuota jamaah calon haji reguler dan 27.680 kuota jamaah calon haji khusus. (Ant/Z-1)

Tinggalkan Balasan