IndonesiaDiscover.com – Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati membagikan hasil kunjungan kerja pertemuan IMF-World Bank dan G20 di Washington DC, Amerika Serikat. Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global, World Bank Evolution, dan pembahasan mengenai agenda perubahan iklim dan penguatan Multilateral Development Bank (MDB).
“Pertama, dominasi mengenai kondisi outlook global dan risiko ekonomi global itu sangat besar. Ini artinya dari sisi situasi kondisi mood dan fokus dari para pembuat kebijakan di bidang keuangan negara dan moneter sangat tercipta oleh downside risk atau risiko yang besar dari perekonomian global,” kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (26/4).
Risiko tersebut salah satunya muncul dari eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah serta Ukraina. Kondisi ekonomi Amerika Serikat dengan Fed Fund Rate yang masih bertahan secara higher for longer juga menimbulkan gejolak di pasar modal, pasar uang, dan arus modal, termasuk nilai tukar.
Baca Juga: BI Proyeksikan The Fed Turunkan Suku Bunga Acuannya Paling Cepat Kuartal Akhir Tahun ini
Menkeu menceritakan bahwa banyak negara G20 maupun negara-negara berkembang mengalami situasi APBN negaranya yang tidak baik. Hal tersebut terjadi karena tingginya defisit dan rasio utang akibat pandemi ditambah berbagai kebijakan negara masing-masing.
Dampak lanjutannya ialah situasi nilai tukar yang terkoreksi dalam ditambah suku bunga tinggi sangat memberatkan kekuatan fiskal mereka. “Cost of borrowing mereka meningkat, ini yang tentu menjadi tema yang menyerap perhatian terbesar dari menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral,” ujar Bendahara Negara RI itu pula.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga aktif berperan untuk memberikan pandangan terutama dengan perubahan yang terjadi di lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan IMF. Menurutnya, kebutuhan untuk melakukan berbagai penyesuaian menjadi sesuatu yang perlu untuk direspons oleh lembaga tersebut.
Baca Juga: Masih Ada Kegiatan Bakar dan Tebang Hutan, Mestinya Tak Lolos Skema Pendanaan JETP
Menkeu melanjutkan, dalam pertemuan G20 terutama untuk isu perubahan iklim dan penguatan MDB, Indonesia memberikan banyak sekali sumbangan pemikiran dan pengalaman di forum yang sangat prestisius tersebut. Pada pertemuan tersebut,, Menteri Keuangan mewakili Indonesia juga menyampaikan perkembangan pelaksanaan Just Energy Transition Partnership (JETP).
“Ini karena Indonesia bersama dengan South Africa dan negara-negara lain seperti Vietnam memiliki program JETP dan menjadi fokus perhatian juga transisi energi di Indonesia yang perlu untuk kita kelola karena implikasi dari sisi pembiayaan cukup besar dan signifikan namun itu penting,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, langkah Indonesia untuk membentuk berbagai kebijakan maupun kerangka kebijakan seperti pasar karbon itu, juga terus menjadi perhatian dunia. Indonesia tentu harus terus berpikir keras dan bertindak cerdas dalam rangka untuk menjaga kepentingan Indonesia namun pada saat yang sama berkontribusi terhadap persoalan global seperti perubahan iklim.
Terakhir, Menkeu juga menyampaikan bahwa Indonesia memberikan dukungan dan kontribusi positif untuk G20 Road Map dengan tema better, bigger, dan more effective MDBs sebagaimana diprioritaskan dalam Presidensi G20 Brasil tahun ini.