IndonesiaDiscover, Indonesia – Pelatih Manchester United, Erik ten Hag membela Antony yang masih terus melanjutkan tren buruknya. Ten Hag yakin pemain asal Brasil itu akan menjadi pemain penting tim di masa depan.
Performa buruk Antony membuat dia saat ini lebih sering dicadangkan oleh Ten Hag, dan puncaknya adalah ketika sang pelatih lebih memilih memainkan pemain muda Omari Forson di laga lawan Fulham akhir pekan lalu dengan Antony masuk di satu menit terakhir laga.
Namun jelang laga Piala FA lawan Nottingham Forest (29/2/24), Ten Hag membela eks pemain Ajax itu.
“Antony? Saya mendukungnya sejak lama. Saya tahu kemampuannya dan dia punya kemampuan hebat,” kata Ten Hag seperti dilansir Football5Star dari OneFootball.
“Saat dia bermain seperti yang saya tahu di masa lalu, dia tidak bisa dihentikan, tidak ada bek yang bisa menghentikannya karena dia salah satu pemain tercepat di 10 meter pertama.
“Ketika dia memainkan pertandingan itu, dia akan tampil baik. Saya yakin dia akan melakukannya untuk masa depan, saya yakin dia tangguh, dia memiliki karakter dan dia akan melawan dan saya mendukungnya. Dia sekarang harus menunggu kesempatan dan begitu dia sampai di sana, dia harus mengambilnya.”
Erik ten Hag Bela Keputusannya Mainkan Omari Forson
Keputusan Ten Hag memainkan Forson sejak awal di laga lawan Fulham yang berakhir dengan kekalahan 1-2 juga dikritik banyak pihak. Namun sang pelatih membela keputusannya dan mencontohkan momen ketika dia awalnya memainkan Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo.
“Pertama-tama, saya membawa Kobbie Mainoo dan semua orang bertanya-tanya. Sekarang kita sudah enam minggu dan pertanyaan yang sama mengatakan dia harus masuk ke skuad Inggris. Orang yang sama,” ujar Ten Hag.
“Garnacho? Itu kenyataannya, ‘apa yang dilakukan manajer? Apa yang dilakukan staf?’ Sama. Mereka butuh waktu.
“Omari masuk dan tidak mudah untuk tampil dalam pertandingan karena kami tidak memainkan permainan terbaik kami, tapi dia memainkan permainan yang masuk akal, saya pikir dia menunjukkan kemampuan (bahwa) dia bisa menjadi pemain untuk masa depan.
“Mereka butuh waktu, tapi mereka juga harus tahu bahwa di sepakbola papan atas, Anda tidak punya waktu, Anda harus tampil bagus. Ketika Anda masuk, Anda harus menunjukkannya.
“Tapi sebagai manajer, saya tahu mereka butuh waktu, itu adalah paradoksnya. Saya akan memberi mereka waktu, saya percaya pada para pemain ini.”
