Jawapos.com – Sebagai partai awam yang berdiri sejak tahun 2014, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah mengalami pergantian ketua umumsebanyak tiga kali. Mulai dari Grace Natalie, Giring Ganesha, hingga Kaesang Pangarep yang kini membuat PSI makin gencar di ranah perpolitikan nasional.
Meski demikian, tak dipungkiri keberhasilan tersebut juga didukung oleh peran lain yang berada di balik tiga sosok tersebut. Salah satunya adalah sosok sekretaris jenderal, Raja Juli Antoni yang tak tergantikan sejak Partai PSI dibentuk.
Raja Juli Antoni atau yang lebih akrab disapa dengan sebutan Raja Antoni, merupakan satu-satunya sekjen PSI yang menjabat sejak awal pembentukan partai. Ia bahkan rela mundur dari jabatannya sebagai calon Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk fokus pada Partai PSI yang saat itu baru saja didirikan.
Diketahui, pria yang lahir di Pekanbaru, Riau tersebut mengawali pendidikannya di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat selama enam tahun
Kemudian pada tahun 2000, ia berhasil menyelesaikan pendidikan perkuliahannya dan memperoleh gelar Sarjana Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Selama berkuliah, Raja Antoni juga aktif dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Bahkan pria kelahiran 13 Juli 1977 tersebut sempat menjabat menjadi Ketua Umum IPM pada tahun 2000-2002.
Raja Antoni kemudian melanjutkan pendidikannya di University of Bradford, UK pada tahun 2004. Atas dukungan beasiswa Chevening Award yang didapatkannya. Di sana ia mengambil jurusan Departemen Studi Perdamaian (Department of Peace Studies)
Sementara sebagai tugas akhir kelulusannya, ia menyusun tesis dengan tema proses resolusi konflik di Aceh.
Usai menempuh pendidikannya di Inggris, Raja Antoni pun memutuskan untuk pulang ke tanah air pada tahun 2004. Ia kemudian dipercaya oleh Buya Syafii Maarif untuk mengetuai Maarif Institute for Culture and Humanity, sebuah lembaga pemikiran dan advokasi yang bertujuan untuk mewujudkan praksis Islam yang egaliter, non-diskriminasi, toleran, dan inklusif.
Pada tahun 2005, Raja Antoni kembali dipercaya sebagai Sekretaris Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Meski karirnya terus berkembang, pria kelahiran Riau tersebut tak serta merta puas akan keilmuan yang dimilikinya.
Raja Antoni pun memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun 2010. Berkat jerih payahnya, ia pun kembali memperoleh beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) di University of Queensland.
Pada pendidikannya kali ini, Raja Antoni memilih untuk memfokuskan studinya pada ilmu politik dan ilmu internasional.
Ia pun sukses memperoleh gelar Ph. D pada tahun 2014 dengan mengangkat disertasi mengenai perbandingan proses perdamaian di Maluku, Indonesia dan Mindanao, Filipina Selatan.