Ekonomi & Bisnis Hilirisasi Disebut Ugal-ugalan, Luhut Pengen Ajak Cak Imin ke Weda Bay-Morowali daripada...

Hilirisasi Disebut Ugal-ugalan, Luhut Pengen Ajak Cak Imin ke Weda Bay-Morowali daripada Berbohong ke Publik

13
0

 

IndonesiaDiscover.com – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal program hilirisasi di Indonesia yang disebut ugal-ugalan oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

 

Luhut menilai, pernyataan Cak Imin tak lain hanyalah kebohongan yang disampaikan kepada publik. Atas hal itu, dia mengaku ingin mengajak Cak Imin ke kawasan industri nikel, seperti di Weda Bay dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah.

 

“Saya sebenarnya pengen mengundang Muhaimin berkunjung ke Weda Bay, Morowali untuk melihat sendiri. Seeing is believing,” kata Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1).

 

“Daripada Anda berbohong kepada publik yang menurut saya tuh, karakter yang gak bagus untuk mencapai satu posisi. Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi,” imbuh Luhut.

 

Lebih lanjut, Luhut juga membeberkan soal dampak hilirisasi terhadap ekonomi di wilayah sekitar, khususnya di kawasan industri nikel. Dia mengklaim, kehadiran hilirisasi nikel telah membuat kemiskinan di Sulawesi Tengah menurun. 

 

“Kalau kita lihat data 2015, itu kemiskinan di sana 14,7 persen. Data 2023 itu 12,4 persen, jadi turun kemiskinan di sana. Nah itu apa? ya karena pembangunan ekonomi di sana,” beber Luhut.

 

“Kemudian kalau di Morowali, kita lihat 2015 itu 15,8 persen kemiskinan dan 2023 ini kita lihat 12,3 persen. Jadi juga terjadi cukup perbaikan-perbaikan di sana,” lanjutnya.

 

Selain kemiskinan yang menurun, Luhut menyebut bahwa saat ini juga telah didirikan politeknik berkelas di kawasan tersebut. Dengan begitu akses dan mutu pendidikan menjadi lebih baik, terlebih pengajar yang dihadirkan berasal dari perguruan tinggi kenamaan di Indonesia, seperti ITB dan UI.

 

Tak hanya itu, bahkan mereka yang menempuh pendidikan di politeknik tersebut mendapat kesempatan untuk langsung praktik di industri hingga berkesempatan dikirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi.

 

“Dan mereka sekarang bekerja, menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga. Proses suatu industri itu tidak lepas dari kualitas pendidikan, kita mana pernah ada politeknik bermutu di luar jawa. Ayo tunjukin coba, jangan bohong, pergi lihat sana,” jelasnya.

 

Di lihat dari sisi tenaga kerja, Luhut menyebut bahwa saat ini pekerja asing di kawasan industri nikel hanya berkisar 10-15 persen saja. Itu pun terpaksa ada karena RI belum memiliki pekerja yang mampu melakukan sejumlah pekerjaan di sana.

 

Adapun saat ini, kata Luhut, secara jumlah justru sudah berkurang karena sudah banyak tenaga kerja Indonesia yang sudah dilatih untuk bisa memiliki kemampuan khusus.

 

“Sekarang secara bertahap itu berkurang karena sudah banyak yang kita latih. Itu suatu proses yang harus dilalui. Jangan kita munafik, membohongi publik kita dengan menyebarkan berita-berita palsu. Apalagi Anda mau jadi pemimpin, karakter menurut saya itu nomor satu, bukan soal pintar,” tandasnya.

 

 

Tinggalkan Balasan