InfoMalangRaya –
Bandara Ewer, Gerbang Konektivitas Kawasan Asmat Papua
Keberadaan Bandara Ewer menjadi penting, pasalnya wilayah Asmat yang terisolasi menjadi terbuka, mobilitas manusia dan barang menjadi semakin cepat.
Percepatan mobilitas orang dan barang, membuka isolasi dan mempercepat kiriman logistik, serta keterhubungan antarwilayah menjadi alasan utama pemerintah ketika membuka Bandara Ewer di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Pada Kamis (6/7/2023), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bandara kelas III Ewer tersebut.
Bagi pemerintah, keberadaan Bandara Ewer menjadi penting. Pasalnya dengan keberadaan bandara itu, wilayah Asmat yang selama terisolasi menjadi terbuka, selain mobilitas manusia dan barang semakin cepat.
Apalagi, sebagian besar Kabupaten Asmat besar terdiri dari rawa-rawa. “Keberadaan Bandara Ewer sangat penting sekali. Konektivitas, keterhubungan antarsebuah wilayah, baik itu kabupaten maupun pulau akan semakin terbuka. Begitu pun juga akan mempercepat kiriman logistik,” kata Kepala Negara.
Kabupaten Asmat merupakan salah satu dari empat kabupaten dari Provinsi Papua Selatan, yang memiliki luas wilayah 23.746 km2. Secara geografis, Asmat berada pada 40-70 Lintang Selatan dan 13 70-14 00 Bujur Timur.
Kabupaten Asmat berbatasan dengan sejumlah wilayah dan laut. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo. Batas Kabupaten Asmat di sebelah selatan adalah Laut Arafura dan Kabupaten Mappi.
Kemudian, batas wilayah di sebelah barat adalah Laut Arafuru dan Kabupaten Mimika. Adapun, batas Kabupaten Asmat di sebelah timur adalah Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi.
Populasi Kabupaten Asmat, menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, berjumlah 144.764 jiwa (2019). Sedangkan dari sisi potensi, wilayah yang telah populer sejak 1904 itu memiliki sumber daya alam berupa perikanan, baik dari darat maupun laut.
Potensi perikanan darat berasal dari sungai besar di wilayah tersebut. Sedangkan, perikanan laut berasal dari Laut Arafuru. Tidak itu saja, kabupaten itu juga memiliki potensi sumber daya alam lainnya berupa Taman Nasional Lorentz, yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai taman nasional terbesar di Asia Tenggara.
Potensi ekonomi Kabupaten Asmat salah satunya berasal dari sektor kehutanan. Sektor ini memiliki fungsi strategis karena memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Asmat, berupa wilayah hutan lindung dan hutan produksi. Produksi hasil hutan berupa kayu gergaji.
Profil Bandara Ewer
Seperti dikutip dari laman presidenri.go.id, Bandara Ewer dibangun di atas lahan seluas 49,83 hektare (ha). Pendanaan pembangunan bandara itu berasal dari APBN sebesar Rp287 miliar.
Bandara Ewer memiliki landasan pacu sepanjang 1.650 m x 30 m dengan jenis pesawat yang bisa mendarat berupa jenis ATR 72-500. Bandara itu juga memiliki terminal seluas 488 m2 dengan kapasitas hingga 14.000 penumpang per tahun.
Berkaitan dengan peresmian Bandara Ewer, Presiden Jokowi sangat bersyukur bisa meresmikan bandara tersebut sehingga infastruktur perhubungan udara itu dapat segera dirasakan oleh masyarakat. “Kami ucapkan puji syukur, Bandara Ewer di Kabupaten Asmat yang baru dibangun kini telah siap dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat,” ujar Kepala Negara.
Presiden berharap, keberadaan Bandara Ewer mampu menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi di Asmat, baik dari sektor perdagangan maupun pariwisata. “Keberadaan Bandara Ewer akan membuka wisata Asmat yang semakin meningkat, dan kami ingin dengan selesainya Bandara Ewer, Kabupaten Asmat semakin berkembang dan maju. Kami juga mengharapkan ekonomi Asmat semakin baik,” tambah Jokowi.
Berkaitan pembukaan Bandara Ewer, Kabupaten Asmat, Menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan, pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi di Kabupaten Asmat itu merupakan komitmen pemerintah dalam pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Papua Selatan.
“Bandara Ewer ini cukup memadai. Bandara ini bisa didarati pesawat jenis ATR. Apalagi bandara ini memiliki panjang 1.650 meter. Masyarakat di Kabupaten Asmat bisa menikmati layanan penerbangan hampir setiap hari datang dan pergi dari dan ke Ewer,” ujarnya.
Menhub juga mengatakan, Bandara Ewer akan menjadi titik sentral yang sangat strategis untuk melayani penerbangan penumpang maupun barang, dari dan ke bandara yang lebih besar, seperti Timika atau Merauke, maupun menuju bandara yang lebih kecil di wilayah pedalaman Papua.
Dalam kesempatan itu, Menhub juga menyatakan apresiasinya kepada para pihak yang bekerja sama mendukung kelancaran di Bandara Ewer. Saat ini Bandara Ewer melayani tiga rute penerbangan, di antaranya, Kamur-Ewer PP, Timika-Ewer PP, dan Merauke-Ewer PP.
Diharapkan, Bandara Ewer bisa menjadi gerbang bagi keterbukaan kawasan Kabupaten Asmat dan wilayah sekitarnya, sehingga pertumbuhan ekonomi wilayah semakin kencang lajunya. Selain juga, ditujukan untuk mendongkrak indeks pembangunan manusia khususnya di wilayah tersebut, umumnya di Papua.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari